Skandal Ibu Dan Adik




Cerita ini ialah ceritaku sebetulnya. Dalam narasi ini aku bikin beberapa nama tokoh cerita ini dengan nama yang lain, sebab saya takut orang yang berkaitan dengan narasi ini ketahui, karena itu aku bikin demikian. Cerita ini ialah pengalamanku sebetulnya yang berlangsung seputar bulan januari 1982 dimana namaku (tokoh) serta tempat peristiwanya kurubah. Bila ada antara pembaca berasa terikut dalam ceritaku ini saya minta maaf pada saudara/i. Awalnya saya kenalkan diriku dahulu. Namaku Sultan, mukaku cukup lah. Kata teman-temanku, saya tampan. Itu kata mereka, jika menurutku, saya biasa saja. Saya anak dari seorang petinggi. Papaku kerja di satu kantor pemerintahan, saat itu ayah memegang untuk wakil walikota.

Awal cerita ini berlangsung seputar awal Januari, dimana saat itu saya sedang sendiri di dalam rumah, sedang tonton TV mendadak saya di kejutkan oleh suara bel mengeluarkan bunyi.Kringg.. kring.. suara bel mengeluarkan bunyi itu membuat saya kaget.Selanjutnya saya buka pintu, saya lihat seorang gadis berdiri memakai pakaian kaos berwarna putih serta rok mini berwarna hijau sampai ke lutut, mukanya cantik serta enak dilihat mata.Saya menanyakan, Mencari siapa dik..?Ia balas dengan menanyakan, Apakah benar ini rumah paman Rizal..?Saya kaget, sebab nama yang ia katakan ialah nama papaku. Selanjutnya saya menanyakan lagi.Adik ini siapa?Ia cuma tersenyum. Senyumannya manis sekali, lalu saya jawab, Betul, ini rumah paman Rizal, sambungku lagi.Serta satu kali lagi ia tersenyum, manis sekali, membuat hatiku dag dig dug.Saya menanyakan lagi, Adik ini siapa sich..?Sekalian terseyum ia mengenalkan dianya, Namaku Lisa, beberapa katanya berhenti, Saya tiba kesini diminta mama untuk sampaikan suatu hal untuk paman Rizal.Oh iyah.. saya sampai lupa mempersilakan ia masuk rumah. Lalu kusuruh ia masuk.Silahkan masuk, kataku.Saya persilakan ia masuk, Kan tidak enak bicara di muka pintu, apalagi tamu.Sesudah bicara sebenter di muka pintu, ia masuk serta duduk di bangku ruangan tamu. Sesudah kupersilakan duduk, saya mulai menanyakan lagi mengenai ia, serta siapa ia bagaimana hubungan dengan papaku.Jika bisa tahu, adik ini siapa yah..?Hihihi.. ia ketawa, saya jadi bingung, tapi ia justru ketawa.Jika tidak salah, tentu abang ini bang.. Sultan yah? tambahnya. Saya kaget, darimanakah dia paham namaku, lalu saya menanyakan, Kog adik tahu nama abang?Lalu ia ketawa lagi, Hihihi..tahu dong.Waktu abang lupa sama saya? sambungnya. Saya Lisa, bang. Saya anaknya tante Maria, celotehnya menerangkan.Saya kaget,..ah.. jadi kamu anaknya tante Maria? tambahku.

Saya jadi termangu. Saya baru ingat jika tante Maria punyai anak, namanya Lisa. Saat itu saya masih SMP kelas 3 serta Lisa kelas 1 SMP. Kami dahulu seringkali bermain di taman bersama-sama. Saat itu kami belum mengetahui mengenai apakah yang namanya cinta/seks serta kami tidak bertemu lagi sebab saat itu saya ke Australia seputar dua tahun. Sekembalinya dari Autralia saya belum pernah ke tempat tinggalnya sebab repot sekolah. Telah kurang lebih tiga tahun kami tidak bertemu, sampai saya mahasiswa tingkat 2, saya tidak ingat namanya lagi, sekarang berjumpa telah besar serta cantik lagi.Lalu kubertanya kembali lagi menghamburkan lamunanku sendiri, Bagaimana info mamamu? tanyaku.Baik jawabnya.Kamudian ia mengulang tujuan serta maksudnya. Tuturnya, papaku diharap mamanya untuk tiba ke tempat tinggalnya untuk mengulas suatu hal.Lalu saya balik menanyakan dengan ingin tahu, Kurang lebih yang akan dibahas apa sich..?Ia menjawab sekalian tersenyum manis yang merayu. Sekalian tersenyum, saya memerhatikan dianya ingin tahu.

Mendadak ia bicara, Rupanya abang ganteng deh, rupanya mama tidak salah katakan.Saya jadi salah tingkah serta mukaku memeras sebab dipuji. Adik ini ada saja pikirku. Selanjutnya saya sambut beberapa katanya, Rupanya tante Maria punyai anak cantik . ia cuma tersenyum saja.Paman Rizal ke mana bang? ia menanyakan buka keheningan.Belum pulang kerja. jawabku.Hmmm gumamnya.Ya sudah deh, titip pesen saja begitu barusan, ya bang! pastikan.Iya oke. jawabku tentu.Janganlah lupa yah..! semakin pastikan.Iya.. saya tekankan lagi.Oke deh.. jika begitu Lisa pamit dahulu yah.. tidak dapat semakin lama nih.. mama katakan jangan semakin lama. tuturnya. Pamit yah bang! sambungnya. Oke deh, menyetujui. Berhati-hati yah! sambungku seperti cowok-cowok lain pada cewek biasanya.Ia cuma tersenyum menjawabnya, Iya bang

Nah, detik itu jugalah peristiwa itu berlangsung. Tidak paham mengapa ia mendadak menarik tanganku serta mencium pipiku. Bersatu rasa bingung serta asyik di hatiku.Aduh buat apakah itu barusan? tanyaku bodoh. Ia cuma tersenyum.Abang ganteng deh, tuturnya sekalian melepas pegangan tangannya.Nah, itu ia, sebab menurutku aji mumpung perlu diaplikasikan, saya tangkap tangannya serta balik mencium pipinya. Ia jadi terkejut serta saya cuma tersenyum saja, menempatkan muka innocent yang jauh dari prima. Balas sakit hati pikirku. Sebab kepalang kesenangan serta telah muncul nafsu. Saya membulatkan tekad lagi untuk mencium bibirnya mengganggu rumah tinggalnya sebab terkejut pada ciuman pertama kaliku barusan.

Mumpung rumah sepi peluang nih.. pikirku dalam hati.Saya membulatkan tekad untuk semakin lagi dengan meraba benjolan yang berada di dadanya yang terbungkus bra di luar.Ia mendesah,..ahh..hem..Benjolannya cukup cukup jika tidak salah taksir, kurang lebih 32b besarnya. Sebab sangat bergairah, serta ego kelelakianku bertambah, keinginan itu juga muncul. Saya belai badannya perlahan-lahan serta terus menaik sampai ke lehernya. Kubuka pakaian yang ia gunakan sampai lepas. Serta saya terus meraba bongkongnya yang cukup besarnya jika tidak salah taksir dapurnya kurang lebih 61.Seperti vokalis saja, gumamku dalam hati.

Sebab situasi kurang sangat mungkin, kugendong ia ke kamarku sekalian kami berciuman terus. Kurebahkan ia di kasur serta kutindih ia. Kubuka perlahan kaos yang ia gunakan serta BH-nya saya membuka sampai polos. Terpajang di depanku satu panorama yang indah, satu gunung dua yang benar-benar indah dengan pucuknya berwarna merah ranum. Saya dengan rakusnya meremas serta mengulum kanan serta kiri. Tanganku dengan aktif terus menyebar ke rok yang ia gunakan. Perlahan saya turunkan sampai terbuka semua. Saya lihat kodam (kolor,dalam) warna putih dengan berenda bunga. Kubuka perlahan dengan sabar, berhati-hati serta lembut. Mendadak ia menangkis tanganku.Jangan bang..! Jangan bang..! ia meminta, tapi saya yang telah dirasuki setan tidak mengambil pikirkan.Selanjutnya kucium bibirnya serta kuremas kembali lagi gunungnya. Ia terangsang. Kucoba mengulang-ulang kembali lagi, kutarik kodamnya (kolor,dalam) perlahan. Ia tidak menangkis tanganku, terus kubuka serta kuterpana lihat panorama yang demikian indah yang tidak dapat disebutkan dengan beberapa kata. Saya lihat satu kemaluan yang masih tetap gundul yang cuma dikelilingi dengan rambut yang belum juga lebat.

Kusibak rimba yang masih tetap cukup gundul. Ada cairan bening yang keluar dari dalam hutannya. Ia telah terangsang. Kubuka bajuku terburu-buru. Bajuku tinggal kodam (kolor dalam) saja tapi Ucokku (kejantananku) mau lompat saja, ingin cari target. Tidak tahan ucokku hingga saya langsung meraba hutannya. Kusibak (membuka) hutannya serta saya menciumnya. Selanjutnya kujilat seperti daging yang keluar dari kemaluannya. Kujilat terus kelentitnya sampai ia meyilangkan kakinya ke leherku.Ahh.. ohh.. yaa.. desahnya.Kumasukan jemari tanganku satu serta kukorek-korek dalam hutanya. Ia makin rapatkan kakinya ke leherku hingga mukaku tenggelam dalam hutannya. Saya tidak dapat bernafas. Saya terus hajar hutannya.

Hauhh.. ahh.. yahh.. huhhh.. terdengar suara desahya.Saya terus hirup hingga muncul suara yang entahlah ia dengar atau mungkin tidak. Selanjutnya perlahan kakinya cukup melonggar hingga saya dapat nafas dengan bebas kembali lagi. Saya terus mengisap dalam hutannya. Sesudah senang kubermain di hutanya, kuhisap lagi gunung kembarnya, kiri serta kanan.Bang.. saya sudah tidak tahan nih.. ingin keluar.. desahnya.Kupercepat lagi hisapanku, ia mendesah.Ahh.. oohhh.. yahh.. serrrr.. ia lemas. Rupanya ia telah klimaks.Kubuka kodamku serta kejantananku ini kukeluarkan. Taksiranku, kejantananku kurang lebih 18 cm panjangnya jika telah tegang. Kubimbing kejantananku (ucok) mengarah hutannya. Kugesek-gesekan kejantananku pada liang kelaminnya, kusodok perlahan. Awalannya meleset, tidak masuk. Wah, rupanya ia masih perawan. Kucoba lagi perlahan, tidak dapat juga masuk. Kuberi air ludah ke tangkai kejantananku supaya lebih licin. Selanjutnya kucoba lagi, cuma masuk ujung kepalanya saja, ia mendesah.

Aduh.. sakit bang.. sakit.. rintihnya.Saya stop sesaat, tidak meneruskan sodokanku, kukulum lagi gunungnya, dadanya terangkat ke atas. Tidak lama ia terangsang lagi, lalu kucoba lagi untuk meyodok (seperti permainan bola billyard). Kusodok terus dengan berhati-hati, saya tidak lupa memberikan ludahku ke kejantananku. Sebab hutannya becek karena klimaks barusan jadi cukup licin hingga kepala kejantananku dapat masuk ia mendesah.Aduh.. sakit bangTahan sedikit yah.. adikku manis..`ngga sakit kok.. hanya sesaat saja sakitnya bisikku di daun telinganya.Ia diam saja. Kusodok lagi, pada akhirnya juga masuk kepala sang ucok, terus kusodok cukup keras agar masuk semua.Slupp.. blesss.. serta pada akhirnya juga masuk ucokku. Ia menggigit bibirnya meredam sakit. Sebab kulihat ia meredam sakit saya stop menanti ia tidak kesakitan lagi. Ucokku masih tenggelam dalam hutannya, kulihat ia tidak menggigit bibirnya lagi. Kusodok lagi ucokku perlahan serta lembut, rupanya ia menghayatinya serta kembali lagi terangsang. Kusodok terus.

Ahh.. auuohhh.. yahh.. terus bang.. pintanya sebab ia teransang hebat sekalian mengoyangkan pinggulnya ke kiri kanan. Ternyata ia tidak kesakitan lagi. Makin kuat kusodok.Auoohhh.. ahhh.. yahh.. uhhh.. terus bang! kakinya dililitkan ke leherku.Ahh.. yaa.. rintihnya lagi, terus kusodok cukup keras.Selupp.. selup.. suara ucokku keluar masuk, saya merasai ada denyutan dalam hutannya seperti mengisap (menarik) ucokku. Rasa-rasanya tidak dapat disebutkan dengan beberapa kata.Yahh.. aouuhh yahh.. suaraku tanpa ada sadar sebab enaknya.Bang.. enak bang. kusodok terus.Uohh.. ahhh.. yahh.. terusss bang! Yahh.. yahh.. tidak tahan nih bang.. ia terus berkicau keenakan, oohh.. yahh aouuhh.. yaa.. i coming.. yes.. terus ia berkicau.Entahlah apa tuturnya, saya tidak paham sebab saya merasai sedotan dalam hutanya makin kuat.

Ia meremas kain penutup tilam sampai koyak. Saya terus meyodok serta terus tidak henti-henti.Aouhhh.. ahhh.. yahh.. yaa.. ingin keluar nih bang.. serta, Slerrrr ia keluar, berasa di kepala ucokku. Ia klimaks yang ke-2 kalinya.Saya terus meningkatkan terus memburu klimaksku, Yahh.. aouuu.. yahh.. ada denyutan di kepala ucokku.Yahh.. ahhh.. saya keluar, kutarik ucokku keluar, kuarahkan ke perutnya.Air maniku sampai 3x menyemprot, banyak pula maniku yang keluar, lalu kukecup keningnya.Terima kasih.. saya katakan.Kulihat ada bintik darah di sprei tilam, rupanya darah perawanya. Lalu kuajak ia bersihkan diri di kamar mandi, ia mengangguk. Kami mandi bersama-sama. Mendadak ucokku bangun lagi lihat bongkongnya yang padat serta kenyal itu. Kutarik bokongnya serta kutunggingkan. Kusodok dari belakang.Aduh.. gumamnya sebab masih cukup sempit serta masih berasa nyeri sebab baru hilang keperawanannya.

Ia terangsang kembali lagi, kuremas gunung kembarnya, saya berdengus. Ahh.. aouhhh.. yaaa.Crottt.. croottt.. crottt.. kukeluarkan maniku serta kutumpahkan di bokongnya.Kami terus bermain sampai 3x. Saya ingat jika sesaat lagi mama akan pulang, lalu kusuruh segera sang Lisa mandi serta kenakan bajunya. Kami tersenyum senang.Terima kasih yah bang, saya tersenyum saja serta saya mencium bibirnya lagi dan membisikkan ke telinganya, Kapan-kapan kita main lagi yah!Ia cuma tersenyum serta,..iya, jawabnya.Sesudah berpakain serta merapihkan diri, kuantar ia ke depan rumah. Serta ciuman manis di bibir tidak lupa ia beri kepadaku sebelum pergi. Saya cuma dapat lihat ia berjalan pergi dengan cara yang cukup tertatih sebab merasai ngilu di selangkangannya.Oh enaknya dunia ini hari. pikirku dalam hati sekalian tutup pintu.

Bila anda ingin berteman denganku tapi spesial cewek, silahkan e-mail saya.

TAMAT

Postingan populer dari blog ini

Kisah Mesum Reny

Ways to prevent sex-related harassment at the workplace Xmas celebration

ML Dengan Kakak Ipar Tetangga